BERJALAN

SELAMAT DATANG DI ASOSIASI GURU PENULIS INDONESIA (AGUPENA)FLORES TIMUR

Sabtu, 29 Agustus 2015

DIALOG BERSAMA KETUA AGUPENA NTT

(Ketua Agupena Wilayah NTT, Bapak Thomas Akaraya Sogen sementara memberikan pengantar dalam dialog bersama Kepala Dinas PPO Flotim, Pengurus dan Anggota Agupena Flotim, Pengawas Sekolah Menengah pada Dinas PPO Flotim, Kepala Sekolah, Guru tingkat SD, SMP dan SMA/SMK Se- Kota Larantuka dan sekitarnya. Dialog ini diberlangsung setelah acara Pengukuhan Sabtu, 29 Agustus 2015. Dialog dengan Topik " Guru dan Aktivitas Menulis")
(Kepala Dinas PPO Kabupaten Flores Timur, Bapak Bernadus Beda Keda sementara memberikan pikiran dan menyampaikan kebijakan - kebijakan untuk Guru - guru di Flotim 
dalam berkarya seputar dunia menulis)
(Ketua Agupena Flotim Maksimus Masan Kian membagikan pengalaman dalam aktivitasnya di dunia menulis. Bagi Maksi, untuk bisa menulis perlu di awali dengan Membaca, Berdiskusi, akrab dengan internet, dan satu yang tak kala penting PEKA. Peka dengan segala hal yang ada disekitar. Jika menemukan MASALAH, Itu adalah awal anda untuk mulai menulis. Demikian kata Maksi, pemilik buku 
" Ujung Pena Guru Kampung" Kata - kata berlalu, tulisan bertahan!)
(Terima kasih atas kehadiran teman - teman pengurus dan anggota Agupena Flotim, 
serta Kepala Sekolah dan guru se- Kota Larantuka dan sekitarnya)
(Mikhael Boro Bebe, Pemilik Buku "Panorama Budaya Lamaholot" memberikan pengalamannya dalam menulis. Menulis, bagaimana kita meninggalkan ceritra kepada generasi muda)
(Pion Ratuloly, pemilik buku "Wasiat Kemuhar"  memberikan pengalaman dalam dunia menulis)
(I Have A Dream. Ama Ronal Lein sementara memperkenalkan bukunya, sekaligus membagikan pengalamannya dalam dunia menulis. Terima Kasih Ama Ronal)

***
MEREKA YANG MEMBERIKAN PIKIRAN, USUL SARAN UNTUK KELANJUTAN 
AGUPENA FLOTIM

( Kepala Sekolah SMK Sura Dewa Larantuka   Ahmad M. Kasim, A.Kep, M.Kes)
(Pengawas Sekolah Menengah pada Dinas PPO Flotim, Bapak Arnol Langodai)
(Bapak Ben Langoday, Guru pada SMK Sura Dewa Larantuka)
(Valentinus Ola Bala, Pengawas sekolah Menengah pada Dinas PPO Flotim)
(Kepala SMP Negeri 1 Lewolema - Welo Bapak Solirus Soda)
(Thomas Todo Golo Tokan)

(Benediktus Bao Ama Guru pada SDK Lewopulo Kec. Witihama)
(Kepala SD Inpres Lamaojan Desa Bahinga Kec. Tanjung Bunga. Bpk. Aloysius Beda Maran. Umur boleh Tua, semangat tetap muda. Demikian pekikan semangat dari Bpk Alo Beda)

***

Semua usul saran dan pikiran diterima dengan senang hati oleh pengurus Agupena Cabang Flotim dalam mendukung realisasi program - program kerja kedepannya
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA!











MARIA TUKAN, JUARA 1 LOMBA PUISI

(Maria Bernadeth Tukan, Siswi dari SMA Katolik Frateran Podor, yang berhasil menjadi juara 1 Lomba Menulis Puisi antar siswa SMA/SMK Se - Kota Larantuka dan sekitarnya, yang diselenggarakan oleh Agupena Cabang Flotim, dalam rangka Menyongsong HUT RI Ke- 70. Pada momen Pengukuhan Pengurus Agupena Cabang Flotim, Maria Tukan  membawahkan puisinya  dengan judul "Pertiwiku Misteriku" yang cukup memukau hadirin hari itu, Sabtu, 29 Agustus 2015 di Aula SMK Sura Dewa Larantuka. Profisiat Ade, teruslah berkarya)

(Bagas Cahya Raditya, Siswa dari SMPK Mater Inviolata , yang berhasil menjadi juara 1 Lomba Menulis Puisi antar siswa SMP Se - Kota Larantuka dan sekitarnya, yang diselenggarakan oleh Agupena Cabang Flotim, dalam rangka Menyongsong HUT RI Ke- 70. Pada momen Pengukuhan Pengurus Agupena Cabang Flotim, Bagas Raditya Putra Solo anak dari Manager WVI ADP Flotim Andries Kooswinanto ini  membawahkan puisinya  dengan judul "Di bawah monumen Herman Fernandez" yang cukup memikat hadirin hari itu, Sabtu, 29 Agustus 2015 di Aula SMK Sura Dewa Larantuka. Profisiat Ade, teruslah berkarya)
 
 
(Kepala Dinas PPO Bapak Bernadus Beda Keda sementara memberikan hadih dan Piagam penghargaan kepada  adik Maria Bernadeth Tukan)
 
 
(Pion Ratuloly,nama pena dari Muhammad Soleh Kadir Sastrawan Muda Adonara sementara memberikan penghargaan kepada Adik Bagas Cahya Raditya) 

(Kaka Silvester Petara Hurit Pengamat Seni NTT Sebagai Tim Penilai Lomba puisi memberikan Penghargaan kepada Ana Sesilia Peni Baon Siswa SMP Swasta Baipito Watowiti yang meraih Juara II Lomba menulis puisi antar siswa SMP Se- Kota Larantuka dan sekitarnya, dengan judul puisi "Indonesiaku"
(Ronal Lein, Penyair Muda Flores Timur sementara membagikan pengalamannya seputar bagaimana Menulis Puisi. Pemilik Buku "I Have A dream" ini menjadi Tim penilai pada Lomba puisi 
yang digelar oleh Agupena Flotim)
(Pengamat Seni dan Pertunjukan NTT, Dramaturg juga Kritikus Seni  Teater, Kaka Silvester Petara Hurit membagikan pengalaman seputar dunia menulis puisi dan memberikan motivasi yang cukup menggreget. Terima Kasih Kaka Silvester, telah menjadi bagian dari Agupena Cabang Flotim. Salut dengan pikiranmu yang bernas dan berbobot)

(Tak sekedar teori. Tim Penilaipun Mempraktekan bagaimana membawahkan puisi itu, dihadapan siswa.  Pion Ratuloly membawahkan Puisinya dengan judul " Prahara Adonara"




Agupena Cabang Flotim dalam rangka menyongsong HUT RI ke- 70 menggelar lomba menulis puisi antar siswa SMP dan SMA/ SMK Se- Kota Larantuka dan sekitarnya. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan ruang kreasi bagi siswa untuk berkarya sejak dini.
***


 
 
 
 
 

PENGURUS AGUPENA FLOTIM PERIODE 2015- 2018 DILANTIK

(Pengukuhan Pengurus Agupena Flotim, Periode 2015- 2018
 oleh Ketua Agupena NTT, Bapak Thomas Akaraya Sogen)
(Laporan Panitia Pengukuhan Pengurus Agupena Flotim. Dibacakan oleh Tobias Tobi Ruron, Guru pada SMPN Satu Atap Riangpuho Kecamatan Tanjung Bunga)
( Pembacaan Surat Keputusan/ SK Tentang Kepengurusan Agupena Flotim Periode 2015- 2018. Dibacakan oleh Bapak Elfrid Teluma Guru pada SMKN 1 Larantuka - Watowiti)
(Penandatanganan berita acara pelantikan, oleh Pengurus Agupena Flotim)
(Karlinda de Rosari, Protokol pada kegiatan Pengukuhan Pengurus Agupena Flotim)
(Ketua Agupena Wilayah NTT, Bapak Thomas Akaraya Sogen, 
sementara menandatangani Berita Acara Pelantikan
(Pidato Maksimus Masan Kian Ketua Agupena Cabang Flotim Periode 2015- 2018. )
(Sambutan Ketua Agupena Wilayah NTT. Bapak Thomas Akaraya Sogen)
(Kepala Dinas PPO Flotim Bernadus Beda Keda, sementara membacakan Sambutan Bupati Flotim pada Momentum Pelantikan Agupena Cabang Flotim)
(Terima Kasih teman- teman Pengurus, Anggota dan Kepala sekolah, Guru di Wilayah Kota Larantuka dan sekitarnya yang hadir pada Momen Pelantikan Agupena Cabang Flotim)
(Kebersamaan dalam Agupena Cabang Kabupaten Flotim. Momen 
Pelantikan Pengurus Agupena Cabang Flotim, Sabtu 29 Agustus 2015)



Pelantikan Pengurus Agupena Flotim terjadi pada Sabtu, 29 Agustus 2015 
di Aula SMK Sura Dewa Larantuka
***









Jumat, 28 Agustus 2015



MENGABDI  KEBENARAN DALAM CINTA KASIH”
                                    

Oleh : Krisantus M. Kwen
Ketua Seksi Dokumentasi dan Publikasi Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA)
 Kabupaten Flores Timur/Pengajar STP Reinha Larantuka

HARI-hari ini, Motto Sekolah Tinggi Pastoral “REINHA LARANTUKA” sedang dibuktikan: “PER MARIAM VERITATEM FACIENTES IN CARITATE”: Bersama Maria Mengabdi Kebenaran dalam Cinta Kasih. 154 mahasiswa STP Reinha Larantuka sudah, sedang dan akan melanjutkan ujian skripsi mereka sampai dengan puncak batas akhir, 31 Agustus 2015. Lembaga ini menerima mahasiswa dari berbagai pelosok negeri Indonesia, khususnya anak-anak negeri NTT. Mereka datang dari Kabupaten Flores Timur, Lembata, Sikka, Ende, Bajawa, Nagekeo, dan Manggarai. Mereka juga berasal dari pulau Sumba dan Timor. Kekhahasan etnis wilayah ini makin memperkaya pesona lembaga pencetak guru-guru agama Katolik dan calon petugas Pastoral (Gereja) dimanapun karya mereka dibutuhkan.
Di sini dan kini, mereka akan mengakiri masa kuliahnya melalui proses menjelang akhir, Pendadaran Skripsi. Ujian skripsi untuk 154 mahasiswa STP Reinha Larantuka ini dijadwalkan dalam kalender akademik melalui tiga tahap masa pendadaran. Yakni terhitung sejak tanggal 20 Juli sampai dengan tangga 31 Agustus 2015.
                        (Mahasiswa membangun argumen akademik pada sidang skripsi) 

Dengan mempertahankan karya tulis ilmiahnya di hadapan 3 anggota dewan penguji, mereka wajib berjibaku dengan gagasan dan solusi skripsinya. Karya yang telah mereka garap selama ini dengan peluh di badan mesti dipertahankan. Tidak heran, ada yang berkeringat-keringat, bercucuran air mata di hadapan dewan penguji, rada bingung, diam, tapi ada yang cekatan dan tangkas karena percaya diri. Bento Lazar, seorang skripsiwan menutur “saatnya idealisme dan karya praktis sedang dibuktikan, kalau tidak, sama halnya dengan cinta bertepuk sebela tangan....”.
Bento benar, skripsi adalah sebuah karya ilmiah serentak membuktikan pengabdian di jalan cinta kasih. Berbagai karya sosial, khusus karya pendidikan yang menjangkau banyak pelayanan kepada umat dan masyarakat sedang direfleksikan sekaligus dirumuskan menjadi tulisan dalam karya ilmiah, yakni skripsi. Ini adalah momentum berbagi ide, gagasan, dan karya nyata. Karena mayoritas para mahasiswa ini berasal dari Guru-guru Dalam jabatan (GDJ), yang notabene adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mayoritas mereka berijazah SPG dan PGAK sedangkan sebagian dari mereka juga berijaza D2 dan D3 dalam program Lama lembaga ini.
Sejak pemerintah RI, Cq Kementerian Agama melalui Ditjen Bimbingan Masyarakat Katolik (Bimas Katolik) melaksanakan program penyetaraan guru-guru Agama Katolik pada tahun 2010, STP Reinha Larantuka adalah salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi yang dipilih menjadi mitra Ditjen Bimas Katolik RI untuk melaksanakan program ini. Alhasil, guru-guru yang sudah mendarmabaktikan diri mereka untuk anak-anak Negeri ini selama puluhan dan belasan tahun terakhir berhak mengikuti program penyetaraan ini. Mereka menjadi bagian dari tiga angkatan terakhir yang sudah diwisudah dalam 3 tahun terakhir ini.
Demikian untuk menjawab Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional, juga Undang-undang nomor 14 tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen. Dengan prasyarat kompetensi tersebut, Negara mengharapkan peserta didik dituntun oleh mereka yang mempunyai kualifikasi profesional. Bukan hanya oleh mereka yang mempunyai pengalaman mengajar, melainkan juga oleh kualifikasi akademik Sarjana Strata Satu. Yang dituntut dari seorang Guru sejak tahun 2005 adalah seorang guru minimal menyandang Kualifikasi Akademik Sarjana Strata Satu (S1) atau Diploma IV (D4), yang pemberlakuannya ditetapkan secara efektif sejak tahun 2015 ini (Pasal 82 ayat 2 UU Nomor 14 Tahun 2005).
Medan bakti para guru-guru pelosok ini dirumuskan dalam berbagai pendekatan ilmiah dan metode menulis, calon petugas pastoral ini mendeskripsikan objek penelitiannya dan meramu dalam keindahan tulisan. Karya ilmiah ini adalah gabungan antara pengetahuan, teori, dan praksis pengalaman, yang digarap dalam tulisan!  Pada titik ini skripsi sebetulnya adalah sebuah shering pengalaman, sebuah tutur atas pengalaman. Dia menjadi jalan ilmiah hanya kerena memang tunduk pada metodologis dan sistimatika tertentu. Bukankah shering pengalaman itu sebuah seni? Kalau bukan disebut keindahan! Maka mari berbagi pengalaman!

              
                    (Ada saatnya kita harus bersyukur setelah menyelesaikan sebuah tugas)
Dalam t
ulisan bergelombang pada logo kampus STP Reinha Larantuka terpatri tulisan : STP REINHA LARANTUKA -  WAIBALUN - FLORES TIMUR. Dalam penjelasannya terpampang sebagai simbolisasi gelombang perjuangan dalam meretas dan meraih cita-cita, tentunya akan mendapat tantangan dan cobaan yang bakal dihadapi seseorang. Baik selagi menjadi mahasiswa, maupun dan lebih-lebih di dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan di tengah masyarakat yang juga sedang mengalami dimensi perjuangan
Akhirnya proses intelektual yang terus dan terus berproses, melalui berbagai pendekatan-pendekatan ilmu baik, seni, teologi, alkitabiah, kateketik, pastoral, pendidikan, sosiologi, hukum Gereja, dan disiplin ilmu lainnya adalah jalan menuju Kebenaran, dengan cara Cinta Kasih. Melalui ujian skripsi ini, mau mencoba membangun titian ini, yang bisa disebut dalam dua tujuan. Pertama, para skripsiwan/skripsiwati adalah seorang calon tenaga pastoral yang sedang membuktikan komitmen untuk mengabdi di jalan pastoral, menjadi seorang guru agama Katolik atau petugas pastoral yang mampu berpikir dalam praksis. Kedua, seorang skripsiwan/skrisiwati adalah warga akademik, yang senantiasa membangun argumen Kebenaran melalui data dan fakta, bukan membangun kebenaran di atas isu atau info sesaat apalagi sesat! Jaga fakta dan perilaku hidup adalah data otentik hidupmu yang sedang dipertontonkan kepada dunia. Sebuah peluang pastoral serentak tantangan.
Sejatinya di jalan Kebenaran ini, seorang intelektual adalah orang yang selalu siap diutus di berbagai bidang kehidupan dimana dan kapanpun dia dibutuhkan untuk membangun dunia, demikian seorang ilmuwan sejati menurut ahli pendidikan, J Drost, SJ.
Untuk skripsiwan dan skripsiwati, Profisiat!

Rabu, 19 Agustus 2015

KEMBALIKAN SENYUM IBU PERTIWI

 

(Oleh : Dra. Emiliana Rosa Temaluru, guru pada SMPS Mater Inviolata-Larantuka 
Wakil Sekretaris Agupena Flotim)

Tahun 2015 ini kemerdekaan Indonesia menapaki usia yang ke-70. Usia  yang tergolong lanjut bagi ukuran usia manusia pada umumnya. Banyak kisah yang telah terukir dalam rentang waktu yang sekian lama, kisah suka dan duka, kisah sukses dan gagal, kisah bangga dan kecewa. Sambil bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia kemerdekaan yang kita terima, tulisan ini bermaksud menggugah refleksi dan kesadaran kita akan realitas wajah Ibu Pertiwi, Tanah Air Indonesia yang sama kita cintai, dari aspek lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup termasuk manusia. Dari segi ekologi, lingkungan hidup dibedakan atas tiga, yaitu lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Lingkungan hidup dan manusia merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terjadi saling ketergantungan dan saling mempengaruhi. Kesatuan ini akan membawa dampak positip atau negatip, tergantung dari harmonisasi yang terjadi di dalamnya. Keberadaan manusia sangat menentukan harmonisasi itu sebab manusia merupakan makluk ciptaan paling mulia karena memiliki akal budi dan hati nurani.
Sekilas ketika kita melihat kembali kehidupan nenek moyang di masa lampau, harmonisasi alam dan manusia terjalin dengan sangat baik. Kebutuhan-kebutuhan dasar dipenuhi oleh alam. Sungai menyediakan air jernih yang dapat langsung diminum dan ikan-ikan yang berkeriapan di dalamnya untuk menjadi bahan santapan, tanah menumbuhkan aneka jenis tumbuhan-tumbuhan dan rempah-rempah yang kemudian hari menjadi salah satu alasan penjajahan bangsa lain di tanah air kita. Hutan rimbapun menghasilkan udara yang bersih dan segar serta menyediakan berbagai keanekaan hayati untuk dijadikan bahan makanan, bahan pakaian, bahan membuat rumah. Singkatnya, Ibu Pertiwi kita di masa lampau bagaikan Surga. Interaksi sosial antarmanusiapun berjalan baik, tanpa benturan kepentingan masing-masing individu, sebab manusia Indonesia senang hidup dan berkumpul dalam kelompok-kelompok.
Berkembangnya populasi manusia, peradaban, serta ilmu pengetahuan dan teknologi, membawa pengaruh yang besar terhadap harmonisasi antara manusia dengan alam dan pola interaksi sosial-budaya. Fakta dan berita di berbagai media cetak maupun elektronik dewasa ini, menyajikan kisah-kisah pilu tentang bencana alam dan bencana kemanusiaan. Gempa bumi dan tsunami, tanah longsor, letusan gunung api serta angin badai merupakan beberapa contoh bencana karena faktor alamiah sedangkan kerusakan hutan dan pencemaran merupakan beberapa contoh bencana karena faktor tingkah laku manusia sendiri yang kurang bijaksana menggunakan akal budi dan kurang memiliki kepekaan hati nurani. Manusia menjadi egois, mengutamakan pemenuhan kebutuhan individunya dengan mengabaikan kepentingan sesamanya, memanfaatkan dan mengelola lingkungan alam dengan aktivitas-aktivitas yang malah merusak, mencemari alam membahayakan kehidupan manusia.
Kerusakan hutan kita telah mencapai 59 juta hektar, karena aktivitas penebangan kayu, baik resmi maupun liar yang tidak disertai dengan reboisasi, aktivitas penambangan, aktivitas industri, pembangunan jalan raya, pemukiman penduduk maupun pembukaan lahan pertanian dengan sistem bakar. Hutan mulai kehilangan fungsi produksi, klimatologis, orologis, rekreasi dan hidrologis. Dampak dari tindakan ini mengakibatkan hutan menjadi gundul, penyediaan udara segar dan bersih berkurang, lahan bekas hutan menjadi gersang dan tidak subur, rusaknya ekosistem hutan yang dapat  memusnahkan flora dan fauna sehingga merusak sumber pemenuhan kebutuhan ekonomi penduduk, mengakibatkan erosi serta banjir yang menelan harta benda dan nyawa manusia.

Aktivitas  pertanian modern dengan penggunaan mesin-mesin, pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan telah merusak lingkungan hidup dan dapat membahayakan kesehatan manusia. Pertanian tradisional dengan sistem tebang-bakarpun telah merusak lingkungan karena tanah akan kehilangan kesuburannya sehingga panenan kurang dan mengurangi sumber pemenuhan kebutuhan.
Aktivitas nelayan dengan penggunaan racun atau bom ikan, telah mengakibatkan rusaknya ekosistem laut, rusaknya terumbu karang dan matinya banyak spesies ikan sehingga mengurangi sumber pemenuhan kebutuhan. Jika dikonsumsi maka akan membahayakan kesehatan manusia. Sampah dan ceceran minyak dari kapalpun telah mencemari air laut.
Pencemaran terjadi di mana-mana, baik pencemaran udara akibat pembakaran minyak bumi dan batu bara, pembakaran sampah, aktivitas industri yang menggunakan bahan bakar fosil, asap kendaraan bermotor, asap rokok, penggunaan zat Chorofluorocarbon (CFC) yang berasal dari pendingin (kulkas, AC) dan spray (penyemprot rambut, parfum, pengharum ruangan) maupun pencemaran tanah dan air yang terjadi antara lain akibat dari pembuangan sampah atau limbah padat dan limbah cair dari aktivitas industri yang kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), juga limbah dari rumahtangga, pasar, tempat usaha, hotel, sekolah, perkantoran dan tempat-tempat umum lainnya.
Keadaan ini menjadi bukti sekaligus dampak dari ketidakharmonisan dengan alam dan menurunnya kualitas interaksi sosial antarmanusia Indonesia. Bencana alam merupakan hal yang tak terelakan di mana manusia hanya dapat berusaha mengurangi resiko kerugian yang diderita, sedangkan bencana akibat ulah manusia haruslah dihindari.
Hal yang dapat dilakukan adalah mempertegas komitmen semua pihak dan aksi bersama. Komitmen dan aksi bersama dalam keluarga, antara lain : memelihara pohon / tanaman sebanyak-banyaknya dengan semboyan “satu orang satu pohon”, menggunakan produk rumah tangga yang ramah lingkungan dan hemat energi, dan pengelolaan sampah yang baik dengan : Reduce (mengurangi produksi sampah), Reuse (menggunakan kembali barang-barang yang tidak dipakai), Replace (mengganti barang sekali pakai dengan barang-barang tahan lama), dan Recycle (mendaur ulang barang bekas atau sampah menjadi produk baru)  serta membuang sampah pada tempatnya.
Komitmen dan aksi bersama di Sekolah oleh semua warga sekolah, antara lain : menciptakan lingkungan sekolah yang “BERHATI KASIH” ( BERseri, seHAT, Indah, Kondusif, Aman dan berSIH). Sikap peduli terhadap lingkungan hidup yang telah masuk dalam kurikulum, hendaknya ditumbuhkembangkan dan menjadi pembiasaan dan budaya sekolah.
Komitmen dan aksi bersama oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Lingkungan Hidup seperti : WALHI, Greenpeace, WWF, FOEI, KEHATI, COREMAP JALA-SAMPAH, dan lain-lain, untuk lebih menyuarakan dan lebih peduli pada upaya penyelamatan lingkungan hidup.
Komitmen dan aksi bersama pemerintah Pusat dan Daerah,  antara lain dengan membentuk badan yang bertugas mengendalikan dampak lingkungan sebagai akibat pelaksanaan pembangunan maupun kewenangan membuat peraturan tentang pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan hidup, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta perlindungan dan penetapan kawasan cagar alam (kawasan suaka alam yang keadaan alamnya mempunyai kekhasan flora, fauna dan ekosistem yang perlu dilindungi serta perkembangannya berlangsung secara alami, konservasi, pemanfaatan sumberdaya hutan dan Jasa Ekosistem, Ekolabel (produk ramah lingkungan), pemberdayaan masyarakat dan pemberian penghargaan Kalpataru maupun Adiwiyata kepada perintis, pengabdi, penyelamat dan Pembina lingkungan hidup.

Langkah kecil dan nyata yang dapat kita lakukan untuk memulai aksi bersama kita dalam rangkaian peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-70 tahun ini adalah membuang sampah pada tempatnya,  sebab kenyataan dari tahun ke tahun memperlihatkan hasil akhir dari kegiatan lomba gerak jalan, karnaval, lomba tarik tambang dan lain-lain kegiatan sampai pada berakhirnya upacara peringatan detik-detik proklamasi ialah sampah-sampah yang bertebaran di mana-mana.
Marilah wahai semua anak bangsa, dalam semangat merayakan Hari Ulang Tahun Proklamasi Negara kita yang ke-70, dalam semangat memaknai kemerdekaan, dalam semangat persatuan dan kesatuan serta dalam semangat kerja, kita pertegas komitmen dan aksi nyata kita untuk kembalikan senyum Ibu Pertiwi, kembalikan keelokan dan kejayaan negeri kita tercinta ini, untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah kita ciptakan dan untuk menciptakan kembali harmonisasi kehidupan kita dengan alam, demi keberlanjutan kehidupan di Bumi Pertiwi, demi kesejahteraan hidup kita sekarang dan masa depan generasi penerus kita nanti.***