BERJALAN

SELAMAT DATANG DI ASOSIASI GURU PENULIS INDONESIA (AGUPENA)FLORES TIMUR

Minggu, 09 Agustus 2015

PESONA PAINHAKA DIUJUNG BARAT TANJUNG BUNGA



                  (Pantai Pain Haka di Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga. foto Jodi Felix)

Painhaka dan situs sejarahnya, tak asing bagi warga Riangpuho Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga. Masih asing mungkin ditelinga warga di luar Desa Waibao secara khusus dan diluar dari Kecamatan Tanjung Bunga pada umumnya.Painhaka sebuah obyek wisata pantai yang memiliki hamparan pasir putih yang luas dan memberikan pesona tersendiri. 

Di sekitar Pantai Painhaka kita menemukan situs sejarah peninggalan prasasti dan bekas kaki Gajah Mada, tulang belulang manusia kanibal sejak 4000 tahun yang lalu, Menurut Dr. Ph. Grange, dan Dr. J.C.Galipaud dari Universitas La Rochelle dan Institut De Recherchepour le Developpement (Lembaga Penelitiaan untuk Pembangunan) Prancis. Hasil penelitian tahun 2010, dimasa kepemimpinan Bupati Simon Hayon.

Warga Desa Waibao Riangpuho, mengenal Painhaka dengan sebutan “tanah wutung”. Tanah wutung yang berarti : Tanah yang  diujung. Letak Painhaka  di ujung Barat Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur. 

Jarak antara Desa Waibao dengan Painhaka ±8 km. Jika berjalan kaki, membutuhkan waktu 1,5 jam. Para wisatawan, jarang berjalan kaki Untuk ke Painhaka, Wisatawan biasanya diantar oleh warga dengan menggunakan perahu motor milik nelayan di Desa Waibao. Tak  butuh waktu yang lama. Cukup dengan 30 menit,wisatawan dapat sampai di pantai Painhaka. Warga tidak menetapkan tarif tinggi untuk melayani para Wisatawan berekreasi di Pantai Painhaka, terbukti selama ini, hanya dengan merogoh kocek Rp. 100.000, wisatawan dapat diantar dan dijemput untuk berwisata menikmati indahnya alam pantai Painhaka.

Perjalan laut menuju Painhaka, kepada wisatawan disuguhi dengan pemandangan menarik. Ada daerah bertebing (clif), stack (batu yang dikikis oleh air laut yang memberikan bentuk pada batu) salah satunya Batu payung (Batu berukuran besar dengan bentuk seperti payung dan berada ditengah laut).
(Batu Payung di Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga. Batu Payung ada disekitar Pantai  Painhaka. Foto: Jodi Felix)

Painhaka pantai yang berpasir putih, dengan panjang pantai ± 1 km. Dipinggir pantai, terdapat hamparan pohon kelapa yang menjulang semakin menambah keindahan Pantai Painhaka. Disekitar pantai terdapat juga tanaman santigi (Sebuah tanaman hias, daun seperti kelor namun sedikit tebal) pernah pada tahun 2010 banyak warga kota Larantuka termasuk beberapa anggota DPRD Flotim yang turun ke lokasi ini untuk mengambil tanaman santigi.

Selain pantai keindahan pantai, Painhaka juga memiliki laut yang bersih dan asri.Tak ada polusi ditempat ini. Anginnya terasa sejuk dan segar. Didalam laut dihiasi terumbu karang menakjubkan, dan terdapat banyak ikan dasar sekian ukuran dan warna.Ini sangat cocok untuk kuliner bagi para wisatawan yang datang ditempat ini. 

Selain keindahan pantai dan lautnya, Painhaka memiliki sejarah yang bisa dijadikan sebagai situs pembelajaran bagi generasi muda di Flores Timur. Painhaka banyak menyimpan sejarah nenek moyang sejak saman Batu. Banyak penemuan yang dilakukan oleh peniliti arkeolog yang berasal dari Perancis, Australia, Selandia  Baru, dan juga beberapa universitas yang terkenal lainnya di Indonesia sejak tahun 2010 silam. 
(Tulang Belulang diperkirakan sekitar manusia kanibal sejak 4000 tahun yang lalu.Foto: Jemi Paun)

Menurut Anton Tuan Nitit dan Bartolomeus Ole Belen tokoh adat Desa Waibao, juga sebagai penjaga situs Painhaka dan situs Nopin Jaga, kerangka manusia yang terkubur dalam pasir painghaka adalah manusia sejak saman batu. Hal ini dikuatkan dengan beberapa bukti antara lain; periuk tanah, gelang tangan ( terbuat dari kerang) dan kapak batu. Periuk tanah tersebut salah satu kegunaannya adalah menyimpan tulang belulang manusia yang telah meninggal. “Periuk tanah tersebut kini telah tersimpan  pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur. 
                                                (Batu tulis Nopin Jaga. Foto Jemmy Paun)

Bagi penulis, obyek wisata Pantai Painhaka dan situsnya, saat ini belum efektif dimanfaatkan sebagai sebuah obyek wisata yang kemudian memberikan dampak positif bagi masyarakat Riangpuho Desa Waibao secara khusus, juga warga Kabupaten Flores Timur secara umum. 

Hemat kami, paling tidak Pemerintah bisa mefasilitasi warga setempat memberikan pelatihan tentang bagaimana menerima dan melayani wisatawan, menyuguhi makanan, dan hal –hal lain yang bisa ditampilkan warga untuk memikat dan membetahkan para wisatawan berkunjung ke obyek wisata Painhaka, dan pada ujungnya memberikan keuntungan dan kesehjateraan bagi warga. Semoga!

Penulis: yeremias Lagadoni Paun, Anggota Agupena Flotim, Nomor  HP :082145777653, jemmypaun@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar