(Pantai Pain Haka di Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga. foto Jodi Felix)
Painhaka dan situs
sejarahnya, tak asing bagi warga Riangpuho Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga.
Masih asing mungkin ditelinga warga di luar Desa Waibao secara khusus dan
diluar dari Kecamatan Tanjung Bunga pada umumnya.Painhaka sebuah obyek wisata pantai
yang memiliki hamparan pasir putih yang luas dan memberikan pesona tersendiri.
Di sekitar Pantai
Painhaka kita menemukan situs sejarah peninggalan prasasti dan bekas kaki Gajah
Mada, tulang belulang manusia kanibal sejak 4000 tahun yang lalu, Menurut Dr.
Ph. Grange, dan Dr. J.C.Galipaud dari Universitas La Rochelle dan Institut De
Recherchepour le Developpement (Lembaga Penelitiaan untuk Pembangunan) Prancis.
Hasil penelitian tahun 2010, dimasa kepemimpinan Bupati Simon Hayon.
Warga Desa Waibao
Riangpuho, mengenal Painhaka dengan sebutan “tanah wutung”. Tanah wutung yang
berarti : Tanah yang diujung. Letak
Painhaka di ujung Barat Tanjung Bunga Kabupaten
Flores Timur.
Jarak antara Desa
Waibao dengan Painhaka ±8 km. Jika berjalan kaki, membutuhkan waktu 1,5 jam. Para
wisatawan, jarang berjalan kaki Untuk ke Painhaka, Wisatawan biasanya diantar
oleh warga dengan menggunakan perahu motor milik nelayan di Desa Waibao. Tak butuh waktu yang lama. Cukup dengan 30 menit,wisatawan
dapat sampai di pantai Painhaka. Warga tidak menetapkan tarif tinggi untuk
melayani para Wisatawan berekreasi di Pantai Painhaka, terbukti selama ini,
hanya dengan merogoh kocek Rp. 100.000, wisatawan dapat diantar dan dijemput
untuk berwisata menikmati indahnya alam pantai Painhaka.
Perjalan laut menuju
Painhaka, kepada wisatawan disuguhi dengan pemandangan menarik. Ada daerah bertebing
(clif), stack (batu yang dikikis oleh air laut yang memberikan bentuk pada
batu) salah satunya Batu payung (Batu berukuran besar dengan bentuk seperti
payung dan berada ditengah laut).
(Batu Payung di Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga. Batu Payung ada disekitar Pantai Painhaka. Foto: Jodi Felix)
Painhaka pantai yang berpasir
putih, dengan panjang pantai ± 1 km. Dipinggir pantai, terdapat hamparan pohon
kelapa yang menjulang semakin menambah keindahan Pantai Painhaka. Disekitar
pantai terdapat juga tanaman santigi (Sebuah tanaman hias, daun seperti kelor
namun sedikit tebal) pernah pada tahun 2010 banyak warga kota Larantuka
termasuk beberapa anggota DPRD Flotim yang turun ke lokasi ini untuk mengambil
tanaman santigi.
Selain pantai keindahan
pantai, Painhaka juga memiliki laut yang bersih dan asri.Tak ada polusi
ditempat ini. Anginnya terasa sejuk dan segar. Didalam laut dihiasi terumbu
karang menakjubkan, dan terdapat banyak ikan dasar sekian ukuran dan warna.Ini
sangat cocok untuk kuliner bagi para wisatawan yang datang ditempat ini.
Selain keindahan pantai
dan lautnya, Painhaka memiliki sejarah yang bisa dijadikan sebagai situs
pembelajaran bagi generasi muda di Flores Timur. Painhaka banyak menyimpan
sejarah nenek moyang sejak saman Batu. Banyak penemuan yang dilakukan oleh
peniliti arkeolog yang berasal dari Perancis, Australia, Selandia Baru, dan juga beberapa universitas yang
terkenal lainnya di Indonesia sejak tahun 2010 silam.
Menurut Anton Tuan Nitit
dan Bartolomeus Ole Belen tokoh adat Desa Waibao, juga sebagai penjaga situs
Painhaka dan situs Nopin Jaga, kerangka manusia yang terkubur dalam pasir
painghaka adalah manusia sejak saman batu. Hal ini dikuatkan dengan beberapa
bukti antara lain; periuk tanah, gelang tangan ( terbuat dari kerang) dan kapak
batu. Periuk tanah tersebut salah satu kegunaannya adalah menyimpan tulang
belulang manusia yang telah meninggal. “Periuk tanah tersebut kini telah
tersimpan pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Flores Timur.
(Batu tulis Nopin Jaga. Foto Jemmy Paun)
Bagi penulis, obyek
wisata Pantai Painhaka dan situsnya, saat ini belum efektif dimanfaatkan
sebagai sebuah obyek wisata yang kemudian memberikan dampak positif bagi
masyarakat Riangpuho Desa Waibao secara khusus, juga warga Kabupaten Flores
Timur secara umum.
Hemat kami, paling tidak
Pemerintah bisa mefasilitasi warga setempat memberikan pelatihan tentang
bagaimana menerima dan melayani wisatawan, menyuguhi makanan, dan hal –hal lain
yang bisa ditampilkan warga untuk memikat dan membetahkan para wisatawan berkunjung
ke obyek wisata Painhaka, dan pada ujungnya memberikan keuntungan dan
kesehjateraan bagi warga. Semoga!
Penulis:
yeremias Lagadoni Paun, Anggota Agupena
Flotim, Nomor HP :082145777653, jemmypaun@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar