BERJALAN

SELAMAT DATANG DI ASOSIASI GURU PENULIS INDONESIA (AGUPENA)FLORES TIMUR

Selasa, 04 Agustus 2015

PUNGUT SAMPAH, CARA ATASI LINGKUNGAN SEKOLAH YANG KOTOR





(Siswa/ i SMKN 1 Larantuka sementara melakukan pembersihan lingkungan sekolah) 
Foto: Ferdy Tokan

Keluarga besar SMK Negeri 1 Larantuka diawal tahun ajaran baru 2015/ 2016 langsung ditantang dengan sebuah pernyataan yang memang sungguh menantang. Sekolah yang berlokasi di Desa Baipito Watowiti Kecamatan Ile Mandiri ini oleh petinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan mengatakan “ lingkungan SMK Negeri 1 Larantuka terlalu kotor. Pernyataan ini terlontar begitu saja saat meninjau langsung lokasi sekolah SMKN 1 Larantuka Kamis (9/7/15). Katannya, seperti yang dikutip oleh Monika da santo,S.Pd, guru SMK Negeri I Larantuka mengatakan  “lingkungan SMK Negeri 1 Larantuka terlalu kotor”. Ini kesan saya saat datang ditempat ini.Kata Dirjen Pendidikan Menengah dan Kejuruan kepada Kepala Sekolah dan guru – guru pada SMK Negeri 1 Larantuka.

Pernyataan “pedas” ini memunculkan berbagai reaksi dari para guru. Diskusi atas pernyataan inipun berlangsung alot, yang muaranya hanyalah satu yakni ingin menjawabi pernyataan Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan Kejuruan, “sekolah terlalu kotor”.

Dra. Juliana L.Teluma, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, menyatakan bahwa di sekolah ada seksi Lingkungan hidup yang sudah lama dibentuk. Namun tidak melaksanakan tugas semestinya. Lebih jauh disampaikan bahwa alat-alat kebersihan sudah dibagikan di kelas masing masing tinggal dimanfaatkan saja. Kedepan, siswa yang terlambat diberi sangsi oleh piket saat itu. Piket diberdayakan kembali dan peran wali kelas perlu ditingkatkan. Kata Juliana.

Senada dengan Juliana, Theo Sabon Doni, S.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas mengatakan, untuk pembersihan dilingkungan sekolah tenaga cleaning service perlu ditingkatkan, dengan pembagian tugas yang jelas.Pernyataan ini, dibenarkan juga oleh guru senior Drs .Raymundus Saban.

Sementara itu, Frans Moron, cleaning service, yang dikonfirmasi mengatakan tugasnya adalah membersihkan area sekolah baik di kelas, di kantor, dan di halaman sekolah. Sekolah telah menyiapkan alat perlengkapan yang memadai untuk menunjang pekerjaan kami. Ada dua mesin rumput yang kami pakai. Akan tetapi lokasi sekolah terlalu luas dan banyak gedung yang membuat kami harus bekerja ekstra. . Oleh karena itu untuk mendukung program ini, kami butuh penambahan tenaga baru. Kata Frans

Atas semua ide pikiran dan gagasan yang disampaikan oleh Bapa/I guru, Kepala Sekolah SMKN 1 Larantuka Drs. Fransiskus D.B.Fernandes memberikan apresiasi. Dalam sambutannya dihadapan guru Kepala Sekolah mengatakan “Semua kita sebagai warga sekolah sepatutnya, selalu dan terus mencintai sekolah. Salah satu caranya, adalah berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Prilaku guru akan diikuti oleh siswa. “ Jika pada setiap hari, guru memungut sampah hanya dua saja, kalau dikali 70 orang guru maka sudah 140 sampah yang dipungut. Apa lagi siswa yang jumlah mencapai 688 orang. Pasti lingkungan sekolah tetap bersih,” kata Fransiskus.

Untuk diketahui, SMK Negeri I Larantuka memiliki luas areal sekolah  44.413 M2, memiliki 18 ruang kelas, 1 gedung laboratorium IPA. 1 gedung perpustakaan, 2 gedung  bengkel, 1 gedung aula, 1 gedung kantor, 1 ruang penjaga, 1 ruang AVA. Untuk melakukan pembersihan, selama ini hanya ada dua tenaga cleaning service yang dibiayai dari dana komite sekolah.

Komitmen yang dibangun saat ini sudah diimplementasikan. Dibawah tanggungjawab Wakil Kepala Sekolah Sarana prasarana, segenap komponen terkait pada SMKN 1 Larantuka terus melakukan pembersihan – pembersihan pada lingkungan sekolah. Dan kebiasaan memungut sampah baik oleh guru maupun oleh siswa mulai dihidupkan. semoga saja menjadi budaya yang dapat diturunkan pada generasi berikutnya di SMKN 1 Larantuka. (Elfrid Teluma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar