(Siswa/ i SMKN 1 Larantuka sementara melakukan pembersihan lingkungan
sekolah)
Foto: Ferdy Tokan
Keluarga
besar SMK Negeri 1 Larantuka diawal tahun ajaran baru 2015/ 2016 langsung
ditantang dengan sebuah pernyataan yang memang sungguh menantang. Sekolah yang
berlokasi di Desa Baipito Watowiti Kecamatan Ile Mandiri ini oleh petinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan mengatakan “ lingkungan SMK Negeri 1 Larantuka terlalu kotor. Pernyataan
ini terlontar begitu saja saat meninjau langsung lokasi sekolah SMKN 1 Larantuka Kamis (9/7/15). Katannya, seperti yang
dikutip oleh Monika da santo,S.Pd, guru SMK Negeri I
Larantuka mengatakan “lingkungan SMK Negeri 1 Larantuka terlalu kotor”.
Ini kesan saya saat datang ditempat ini.Kata Dirjen Pendidikan Menengah dan
Kejuruan kepada Kepala Sekolah dan guru – guru pada SMK Negeri 1 Larantuka.
Pernyataan
“pedas” ini memunculkan berbagai
reaksi dari para guru. Diskusi atas pernyataan inipun berlangsung alot, yang muaranya hanyalah satu yakni
ingin menjawabi pernyataan Direktorat Jendral Pendidikan Menengah dan Kejuruan,
“sekolah terlalu kotor”.
Dra.
Juliana L.Teluma, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, menyatakan bahwa di
sekolah ada seksi Lingkungan hidup yang sudah lama dibentuk. Namun tidak
melaksanakan tugas semestinya. Lebih jauh disampaikan bahwa alat-alat
kebersihan sudah dibagikan di kelas masing masing tinggal dimanfaatkan saja. Kedepan,
siswa yang terlambat diberi sangsi oleh piket saat itu. Piket diberdayakan
kembali dan peran wali kelas perlu ditingkatkan. Kata Juliana.
Senada
dengan Juliana, Theo Sabon Doni,
S.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Humas mengatakan, untuk pembersihan dilingkungan sekolah tenaga
cleaning service perlu ditingkatkan, dengan pembagian tugas
yang jelas.Pernyataan ini,
dibenarkan juga oleh
guru senior Drs .Raymundus Saban.
Sementara
itu, Frans Moron, cleaning service, yang dikonfirmasi
mengatakan tugasnya adalah membersihkan area sekolah baik di kelas, di kantor,
dan di halaman sekolah. Sekolah telah menyiapkan alat perlengkapan yang memadai
untuk menunjang pekerjaan kami. Ada dua mesin rumput yang kami pakai. Akan
tetapi lokasi sekolah terlalu luas dan banyak gedung yang membuat kami harus
bekerja ekstra. . Oleh karena itu untuk mendukung program ini, kami butuh
penambahan tenaga baru.
Kata Frans
Atas
semua ide pikiran dan gagasan yang disampaikan oleh Bapa/I guru, Kepala Sekolah
SMKN 1 Larantuka Drs. Fransiskus D.B.Fernandes memberikan apresiasi. Dalam sambutannya dihadapan guru
Kepala Sekolah mengatakan “Semua kita sebagai warga sekolah sepatutnya, selalu dan terus mencintai sekolah. Salah satu caranya, adalah
berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Prilaku guru akan diikuti oleh
siswa. “ Jika pada
setiap hari,
guru memungut sampah hanya dua saja,
kalau dikali 70 orang guru maka sudah 140 sampah yang dipungut. Apa lagi siswa
yang jumlah mencapai 688 orang. Pasti lingkungan sekolah tetap bersih,” kata Fransiskus.
Untuk
diketahui, SMK Negeri I Larantuka
memiliki
luas areal sekolah
44.413 M2,
memiliki 18 ruang kelas, 1 gedung laboratorium IPA. 1 gedung perpustakaan, 2
gedung bengkel, 1 gedung aula, 1 gedung
kantor, 1 ruang penjaga, 1 ruang AVA. Untuk
melakukan pembersihan, selama ini hanya ada
dua tenaga cleaning service yang
dibiayai dari dana komite sekolah.
Komitmen
yang dibangun saat ini sudah diimplementasikan. Dibawah tanggungjawab
Wakil Kepala Sekolah Sarana prasarana,
segenap komponen terkait pada SMKN 1 Larantuka terus melakukan pembersihan –
pembersihan pada lingkungan sekolah. Dan kebiasaan memungut sampah baik oleh
guru maupun oleh siswa mulai dihidupkan. semoga saja menjadi budaya yang dapat
diturunkan pada generasi berikutnya di SMKN 1 Larantuka. (Elfrid Teluma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar