(Amber Kabelen- Anggota Agupena Flotim)
Denting gerimis mengoceh sore,
Bau tanah menyeruak liar,
Senja kembali menoreh kisah,
Di panggung sempit dipalungi kuncup bunga,
Berpanoramakan estetika taman jiwa.
Arena pentas alakadarnya,
Tak banyak pernik yang unik,
Tak ada tenda yang berenda-renda,
Hingga langit menyimak serius,
Dan bumi menyanggah gagah.
Adegan-adegan berjalan pelan,
Tabir tersingkap begitu cakap,
Suara lantang menantang nyali,
Suara nyentrik menggelitik rasa,
Suara pelecut melucuti enggan dan malu,
Senja tersenyum manis,
Tatkala malam menggerutu,
Lalu rembulan meregutnya.
Namun malam tak keburu lelap,
Malam masih merawat hangat.
Malam menyisakan keheningan yang bening,
Menimang imajinasi yang kian intim,
Menancap pantat menusuk ubun,
Mengembara dalam kelengaan,
Lalu menari bersama kata.
Kugerayangi malam dengan berani,
Kukencangi hening dengan jujur,
Bercinta ria hingga puncak malam,
Biar esok tak lagi impoten.
Karya
Benediktus Bereng Lanan, Malam Minggu 19 Juli 2015, pasca Diskusi Agupena Flotim Bersama Anggota DPRD Flotim, Pengamat Seni NTT, dan Seluruh Wartawan di Wilayah Flores Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar